Senin, 20 Januari 2014

KERATON MEMBENTUK IDENTITAS BANGSA


Kebudayaan Daerah yang kita miliki sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia hampir punah dan lenyap dari bumi pertiwi. Sebagian besar lapisan masyarakat lupa akan keberadaan kebudayaan sendiri. Hal itu tentu sangat mengkuatirkan mengingat budaya merupakan identitas sebuah bangsa. Pengaruh budaya asing yang datang dari negara barat yang jauh dari nilai-nilai luhur budaya timur seperti kita, Indonesia, justru semakin kuat mencengkram berbagai sendi kehidupan.


Budaya barat yang dianggap modern oleh kalangan muda-mudi Indonesia telah melumpuhkan jiwa patriotisme dan nasionalisme generasi penerus Indonesia. Sebagai contoh yang sederhana, remaja Indonesia saat ini lebih suka berbagai produk yang beraroma bangsa barat. Mulai dari pakaian, makanan, dan pergaulan diadopsi demi predikat maju dan modern. Bahkan, hasil cipta dan karsa bangsa sendiri dipersepsikan kampungan, jadul, dan berbagai label sinisme yang lain. Jika hal ini berlangsung terus-menerus jangan harap bangsa ini menjadi bangsa yang merdeka seutuhnya.  Kita akan terus menjadi bangsa plagiat dan pendompleng bangsa lain, tidak akan pernah menjadi bangsa pionir.
Kita perlu bernostalgia dengan dengan sejarah. Membuka kembali halaman masa silam demi menatap dan melangkah di masa depan. Sejarah mencatat sebelum terbentuk Negara Kesatuan republik Indonesia nusantara memiliki banyak keraton atau kerajaan. Keraton-keraton tersebut menjadi identitas sebuah kelompok baik suku maupun budaya. Seiring dengan bergulirnya kemerdekaan republik ini bersatulah semuanya ke dalam NKRI. Artinya, perbedaan itu baik suku, bahasa, agama dan budaya, bukan merupakan masalah melainkan sebuah anugerah. Hal ini tercermin dalam semboyan bangsa, ’Bhinneka Tunggal Ika’.
Dalam semboyan itu tentu kita bisa memahami bahwa perbedaan bukanlah suatu masalah untuk bersatu. Artinya, potensi-potensi positif dalam perbedaan itulah yang perlu kita jaga dan lestarikan menjadi sebuah identitas baru, yaitu Indonesia yang memiliki keberagam budaya. Keberagaman budaya itulah yang akan menjadi identitas dan daya pikat sebuah bangsa.

Membentuk identitas bangsa sama saja membentuk kepribadian. Seperti disinggung sebelumnya kepribadian bangsa ini adalah keanekaragaman. Oleh karena itu, dalam memaksimalkan kenekaragaman itu keletarian dan keberlangsungan sebuah keraton merupakan hal mutlak. Langkah itu perlu mengingat peran keraton sebagai pusat sosial sebuah kebudayaan daerah.



Keraton berasal dari kata-kata ka + ratu + an. Keraton juga disebut kedaton yang berasal dari kata-kata ka + datu + an yaitu tempat datu-datu atau ratu-ratu. Dalam Bahasa Indonesia keraton diartikan istana. Jadi keraton ialah sebuah istana yang mengandung arti keagamaan, arti filsafat dan arti kebudayaan.



Ungkapan keraton sebagai pusat sosial dari sebuah kebudayaan tentu benar adanya. Sebagai contoh keraton Yogyakarta. Keraton yogyakarta tidak hanya melaksanakan fungsinya sebagai wahana pelestarian budaya tetai juga melakukan interaksi terhadap masyarakat sebagai wujud rasa sosial yang tinggi, mengingat bahwa Keraton Yogyakarta merupakan kediaman gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwana X.
Nilai-nilai budaya di Keraton Yogyakarta dapat dilihat dalam pelaksanaan ritual semedi. Keraton meyakini bahwa orang yang sedang bersemedi maka ia selalu berada dalam keagungan Tuhan YME. Selain itu, Keraton Yogyakarta melakukan upacara ritual tiap tahunnya yang dikenal dengan nama upacara grebeg. Grebeg adalah upacara keagamaan yang dilakukan 3 kali dalam setahun. Bertepatan pada lahinya Nabi Muhammad SAW (grebeg Maulud), hari raya idul fitri (grebeg Syawal) dan pada hari raya idul adha (grebeg Besar). Nilai-nilai budaya yang lain seprti seni pertunjukan terdapat dalam ritual fungsional istana. Di antaranya, adalah pertunjukan Tari Bedoyo yang disucikan, pertunjukan wayang kulit, wayang wong dan lain-lain.
     

Terlihat jelas bahwa Keraton merupakan pusat sosial budaya. Selain itu, pelestarian keraton akan berdampak juga terhadap pelestarikan nilai-nilai sosio kultural bangsa Indonesia secara turun temurun. Dengan demikian keraton tetap harus lestari guna menjaga identitas bangsa, Negara Kesatuan Republik Indonesia bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Untuk foto-foto lengkap kunjungi:  http://mardiantorahman.wordpress.com/2014/01/24/puska-10-jpg/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar